Pagu, Kediri - Tempe merupakan makanan tradisional dari Indonesia yang telah dikenal di seluruh dunia sebagai produk fermentasi dengan bahan utamanya yaitu kedelai. Sekilas sejarah tempe dikutip dari rumahtempeindonesia.com bahwa kata Tempe ditemukan pada manuskrip Serat Centhini jilid 3 yang menggambarkan perjalanan Mas Cebolang dari Candi Prambanan menuju Pajang dan mampir di dusun Tembayat Kabupaten Klaten, dijamu makan siang oleh Pangeran Bayat salah satu lauknya adalah Brambang Jae Santen Tempe.
Manuskrip tersebut melengkapi tahun dikembangkannya tempe berada di Jawa sebelum abad ke-16. Berlanjutnya masa, usaha pembuatan tempe-pun menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, hingga ke luar daerah awal tempe diciptakan.
Salah satu sentra pembuatan tempe berada di Dusun Kauman, Desa Pagu, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri yang sudah bertahan hingga tiga generasi. Bu Mila selaku generasi ketiga- pun masih semangat meneruskan usaha pembuatan tempe yang diwariskan dari mbah beliau. Tempe dari tempat usaha yang telah turun-temurun ini memiliki ciri khas dibungkus dengan daun pisang.
Sentra pembuatan tempe ini juga sering menjadi tempat yang dikunjungi oleh murid TK, SD, SMP, bahkan mahasiswa KKN untuk mengetahui proses pembuatan tempe yang tidaklah mudah. “Sering ada kunjungan kesini juga, nanti kalau anak-anak TK diajari bungkus tempe,” Ungkap Bu Mila di tempat pembuatan tempe yang penuh sejarah tersebut.
Proses pembuatan tempe memerlukan beberapa tahap, perebusan kedelai, kemudian penirisan, pemecahan kedelai, di fermentasi dengan direndam di air, kemudian di rebus, dan ditiriskan kembali sampai dingin, kemudian diberi ragi. “Pembuatan tempe sebagai bahan mentah itu gak mudah kalau belum terbiasa,” Pungkas Bu Mila dalam wawancara pada 19 Juli 2025.
Produk tempe dipasarkan ke pasar tradisional, ada juga pedagang sayur keliling yang mengambil di tempat, dan pedagang sayur rumahan. Pernah juga untuk PMT memesan bahan mentah berupa tempe di sentra pembuatan tempe Bu Mila.
Bisa dikatakan, jika penjualan produk tempe ini dilakukan secara offline. Karena jika dijual secara online dengan jarak yang begitu jauh dapat membuat kualitas tempe dapat berubah kurang baik.
Kendala dalam pembuatan tempe dari segi cuaca, karena komposisi ragi-pun harus disesuaikan agar menghasilkan tempe yang benar-benar berkualitas. Kemudian dari segi pemasaran, adanya pesaing yang datang dari sentra pembuatan tempe lainnya yang berasal dari luar Kabupaten Kediri.
Dulunya sebelum banyak penjual dari luar kabupaten, sentra pembuatan tempe keluarga Bu Mila pernah membuat hingga 1,5 kwintal per-harinya. Kini hanya 80 kilogram kedelai per-hari, dengan keuntungan 25%-50% dari modal awal.
Namun, Bu Mila juga mengatakan jika rezeki sudah ada yang mengatur, sehingga tidak perlu khawatir dengan adanya pesaing. Hal terpenting adalah dapat menjaga kualitas tempe tetap baik.
Home »
» Mengenal Tempe Tiga Generasi Dari Dusun Kauman
Mengenal Tempe Tiga Generasi Dari Dusun Kauman
Written By DESA PAGU JAYA on Selasa, 05 Agustus 2025 | 20:20
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.



0 komentar:
Posting Komentar